Traffic website adalah pengguna yang berkunjung ke sebuah situs. Ini menjadi penentu apakah kampanye digital marketing berhasil atau gagal. Sebab, hanya dengan traffic website saja kita bisa mendapatkan keuntungan. Mulai dari klik iklan, membeli produk atau berlangganan layanan. Sudah tahukah kamu jenis-jenis traffic website?
Traffic website yang diketahui oleh kebanyakan orang mungkin hanya satu jenis saja. Padahal, ada beberapa kategori traffic website berdasarkan sumbernya. Sebagai pemilik website, penting mengetahuinya agar bisa memaksimalkan pemasaran.
Tanpa adanya traffic, mustahil bagi website mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dengan mempelajari jenis-jenis traffic website, kamu bisa menyusun strategi yang efektif untuk mendapatkannya.
Jenis-Jenis Traffic Website Berdasarkan Sumbernya
Pengunjung yang membuka website kamu ternyata dibedakan menjadi beberapa kelompok. Jika belum tahu, ini dia pembagiannya:
1. Organic Traffic
Organic traffic adalah jenis pengunjung website yang diperoleh tanpa bantuan iklan berbayar. Yang paling populer adalah mendapat traffic dari hasil penelusuran Google.
Kita ambil contoh, Budi Utomo ingin mencari tahu obat asam urat alami, kemudian ia mengetikkan keyword tersebut di Google.
Google kemudian menampilkan daftar website teratas, salah satunya website milikmu. Budi Utomo kemudian klik websitemu dan membaca artikelnya untuk mendapatkan rekomendasi obat asam urat alami.
Nah, Budi Utomo inilah yang disebut sebagai Organic Traffic. Yaitu pengguna yang berkunjung ke website dari mesin pencari.
Untuk mendapatkan Organic Traffic, kamu harus membuat artikel dengan keyword tertentu. Kemudian melakukan optimasi SEO agar muncul di pencarian teratas Google.
2. Direct Traffic
Direct traffic adalah jenis pengunjung yang langsung menuju ke website dengan mengetikkan namanya di mesin pencarian Google atau mengetik URL. Singkatnya direct traffic adalah pelanggan tetap sebuah website.
Jika dibandingkan organic traffic, mendapatkan direct traffic pastinya lebih sulit. Sebab, ini melibatkan loyalitas dari pengguna dan untuk mewujudkannya butuh proses cukup panjang.
Kita ambil contoh, kamu sering membaca berita terkini di Detik.com. Nah, kamu mengetikkan Detik.com di Google dan mengklik websitenya. Itulah yang dinamakan sebagai direct traffic.
Untuk mendapatkan pelanggan loyal, kamu bisa memulainya dengan membuat konten menarik dan berkualitas. Kemudian didukung oleh pemasaran konten yang baik.
3. Referral Traffic
Referral traffic adalah pengunjung website yang berasal dari tautan di situs lain. Inilah salah satu manfaat dari penerapan link building, yaitu menambah traffic ke website.
Contohnya adalah ketika kamu membaca berita di website Detik, lalu melihat ada link menuju ke Serpo. Karena merasa tertarik, kamu kemudian klik link tersebut dan membuka Serpo. Inilah yang disebut sebagai referral traffic.
Referral traffic bisa kamu dapatkan dengan cara mengirim artikel ke website lain dan menyematkan link yang menuju websitemu. Aktivitas ini disebut sebagai guest blogging dan sudah dilakukan sejak dahulu.
Sama seperti link building, pastikan kamu memilih website yang relevan agar tidak dianggap spam oleh Google. Jika websitemu membahas otomotif, buatlah guest blogging ke website otomotif juga.
4. Social Traffic
Social traffic adalah pengunjung website yang berasal dari sosial media. Konsepnya mirip seperti guest blogging, hanya saja media yang dipakai untuk promosi adalah sosial media.
Kamu bisa memulainya dengan membuat akun sosial media official untuk websitemu. Seperti akun Facebook, Twitter, TikTok, Instagram atau bahkan YouTube.
Kemudian membuat postingan yang berisi link menuju konten di websitemu. Setiap ada artikel baru yang diterbitkan, jangan lupa mempostingnya di akun sosial media.
Dengan jumlah pengguna yang sangat besar, sayang apabila kamu tidak memanfaatkan social traffic. Jika mereka tertarik dengan konten-konten websitemu, bukan hal mustahil apabila bisa menjadi direct traffic.
5. Paid Traffic
Paid traffic adalah pengunjung website yang berasal dari iklan berbayar. Secara umum, berasal dari Google Ads sebagai praktik SEM.
Berbeda dari keempat jenis traffic website diatas, kali ini kamu harus mempersiapkan uang. Traffic ini kurang recomended bagi para pemula yang baru belajar digital marketing.
Sebab, Google Ads membutuhkan pengetahuan dan ilmu yang mendalam agar kampanye iklan menghasilkan keuntungan.
Sehingga, tidak semudah beriklan, membayar dan website mendapat untung. Sama seperti SEO, ada banyak parameter yang harus disesuaikan agar hasilnya optimal.
Kita ambil contoh, kamu mengetik keyword “jasa pembuatan website toko online” di Google. Dari hasil pencarian, diurutan teratas ada website dengan label iklan disampingnya.
Nah, kamu tertarik dengan penawaran dan memutuskan untuk klik website tersebut. Inilah yang dinamakan sebagai paid traffic.
Selain beriklan di Google, pemilik website juga bisa memanfaatkan iklan di sosial media. Sebut saja Facebook Ads, TikTok Ads, Instagram Ads dan sebagainya.
Semua traffic yang diperoleh dari layanan iklan berbayar, maka disebut sebagai paid traffic.
Demikianlah pembahasan ringkas mengenai lima jenis traffic website yang penting diketahui oleh setiap orang. Khususnya bagi mereka yang sedang mendalami digital marketing.
Jangan hanya fokus pada satu jenis traffic website saja, namun harus bisa memaksimalkan semua sumber daya. Namun, dalam proses belajar lebih baik fokus satu per satu dahulu. Dimulai dari SEO, social traffic dan paid traffic.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.